Gadis Tanpa Nama||Juwita
Gadis tanpa nama itu berjalan menyusuri sudut-sudut kota,menapaki stapak penuh krikil dan bebatuan dengan kaki telanjang serta sebuah karung berisi barang rongsokan dipundaknya yang polos.Tidak peduli pada si raja siang yang membakar kulit,ia terus berjalan.Tumpukan-tumpukan sampah baginya adalah berlian sebab dari itulah ia mampu menafkahi dirinya serta ayahnya.Ia tersenyum polos sepanjang perjalanan tanpa mengenal malu.
Seketika langkahnya terhenti,ketika ia melihat anak-anak seusianya berseragam lengkap,yang saat itu hendak berangkat ke sekolah.Gadis tanpa nama itu terus melihat dari kejauhan,hingga tak lagi nampak anak-anak berseragam lengkap itu.Sepanjang perjalan pulang,gadis tanpa nama itu terus menundukan kepala sambil terus membayangkan anak-anak berseragam lengkap tadi.
Sesampai dirumah yang terbuat dari anyaman bambu seadanya,gadis tanpa nama itu segera meletakkan barang rongsokannya,kemudian bergegas masuk kedalam rumah.Lalu mendekati ayahnya yang sedang berbaring kesakitan,ayahnya tidak dapat melihat tetapi bagi beliau sumber penglihatanya adalah putri semata wayangnya yang akan menjadi mata kemana kaki hendak berpijak.
Singkat cerita ketika gadis tanpa nama itu mendekati ayahnya ia berkata"ayah,tadi aku melihat anak-anak seusiaku berseragam lengkap,apa aku bisa seperti mereka ayah"?tapi aku rasa tidak mungkin,mana mungkin gadis berpenghasilan Rp.5000 sehari bisa mengenyam pendidikan".
Ayahnya menjawab sambil tersenyum"putriku,Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang jauh lebih baik dari yang kita harapkan.Bersabarlah,tapi ayah bangga bahwa putri ayah yang cantik dan baik hati ini tidak malu dengan kenyataan hidup dan yang pasti tidak malu memiliki ayah yang buta ini".
Gadis tanpa nama itu pun,mendekap ayahnya dengan erat dan berkata"sehat selalu ayah,temani aku berjuang".
Keesokan harinya gadis tanpa nama itu pergi kesebuah sekolah,dengan pakaian compang-camping,anak-anak disekolah itu menertawainya tapi ia tidak peduli.Sampai,tiba saatnya bel sekolah berbunyi bahwa semua anak harus memasuki ruangan kelas masing-masing.
Ia pun menghentikan langkahnya pada satu ruangan yang dimana seorang guru tengah mengajar,guru tersebut terlihat sedang memberikan soal-soal namun tak ada seorang muridpun yang dapat menjawab.Lalu tanpa malu gadis tanpa nama itu,mengambil spidol dari genggaman guru tersebut dan mengerjakan soal-soal yang ada di papan tulis.Ketika melihat aksi gadis,itu guru itupun kaget dan tercengang karena semua jawaban yang ditulis anak itu semuanya benar.
Rupanya selain mengais barang bekas,gadis itu selalu memungut buku-buku bekas yang ia temui sewaktu mengais barang rongsokan yang berisi buku mata pelajaran.Dari buku-buku itulah ia belajar.
Melihat keberanian gadis tersebut,guru itupun segera membawa anak tersebut menuju ruangan guru,kemudian menceritakan aksi anak tersebut kepada rekan guru lain.Ketika mendengar itu,guru-guru itupun sepakat untuk memberikan beasiswa kepada gadis tanpa nama itu.
Gadis itupun kaget dan tak menyangka,kemudian ia mengingat kata-kata ayahnya"putriku,Tuhan sedang merencanakan suatu hal baik"gadis itupun tersenyum dan berkata dalam hati"ayah hal baik yang Tuhan rencanakan itu,hari ini kudapatkan.Terimakasih Tuhan.
Keesokan harinya gadis tanpa nama itu menginjakan kaki disekolah itu tapi dengan berseragam lengkap,serta ia membawa ayahnya kemudian dia dengan bangga memperkenalkan ayahnya kepada teman serta guru disekolah itu dan berkata"aku adalah seorang gadis pengais barang bekas dan ayahku seorang yang buta.Tapi aku bersyukur sebab ayahku bukan hanya seorang ayah tapi juga seorang ibu yang mau membesarkanku dengan cinta yang besar dan aku tidak akan pernah lupa dengan pesan manisnya yang selalu menginspirasiku yaitu"putriku,Tuhan sedang merencanakan hal baik melebihi yang kita harapkan".Guru serta murid disitupun menangis terharu dan bertepuk tangan untuk keberanian serta perjalan hidup gadis tanpa nama itu.
Seketika langkahnya terhenti,ketika ia melihat anak-anak seusianya berseragam lengkap,yang saat itu hendak berangkat ke sekolah.Gadis tanpa nama itu terus melihat dari kejauhan,hingga tak lagi nampak anak-anak berseragam lengkap itu.Sepanjang perjalan pulang,gadis tanpa nama itu terus menundukan kepala sambil terus membayangkan anak-anak berseragam lengkap tadi.
Sesampai dirumah yang terbuat dari anyaman bambu seadanya,gadis tanpa nama itu segera meletakkan barang rongsokannya,kemudian bergegas masuk kedalam rumah.Lalu mendekati ayahnya yang sedang berbaring kesakitan,ayahnya tidak dapat melihat tetapi bagi beliau sumber penglihatanya adalah putri semata wayangnya yang akan menjadi mata kemana kaki hendak berpijak.
Singkat cerita ketika gadis tanpa nama itu mendekati ayahnya ia berkata"ayah,tadi aku melihat anak-anak seusiaku berseragam lengkap,apa aku bisa seperti mereka ayah"?tapi aku rasa tidak mungkin,mana mungkin gadis berpenghasilan Rp.5000 sehari bisa mengenyam pendidikan".
Ayahnya menjawab sambil tersenyum"putriku,Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang jauh lebih baik dari yang kita harapkan.Bersabarlah,tapi ayah bangga bahwa putri ayah yang cantik dan baik hati ini tidak malu dengan kenyataan hidup dan yang pasti tidak malu memiliki ayah yang buta ini".
Gadis tanpa nama itu pun,mendekap ayahnya dengan erat dan berkata"sehat selalu ayah,temani aku berjuang".
Keesokan harinya gadis tanpa nama itu pergi kesebuah sekolah,dengan pakaian compang-camping,anak-anak disekolah itu menertawainya tapi ia tidak peduli.Sampai,tiba saatnya bel sekolah berbunyi bahwa semua anak harus memasuki ruangan kelas masing-masing.
Ia pun menghentikan langkahnya pada satu ruangan yang dimana seorang guru tengah mengajar,guru tersebut terlihat sedang memberikan soal-soal namun tak ada seorang muridpun yang dapat menjawab.Lalu tanpa malu gadis tanpa nama itu,mengambil spidol dari genggaman guru tersebut dan mengerjakan soal-soal yang ada di papan tulis.Ketika melihat aksi gadis,itu guru itupun kaget dan tercengang karena semua jawaban yang ditulis anak itu semuanya benar.
Rupanya selain mengais barang bekas,gadis itu selalu memungut buku-buku bekas yang ia temui sewaktu mengais barang rongsokan yang berisi buku mata pelajaran.Dari buku-buku itulah ia belajar.
Melihat keberanian gadis tersebut,guru itupun segera membawa anak tersebut menuju ruangan guru,kemudian menceritakan aksi anak tersebut kepada rekan guru lain.Ketika mendengar itu,guru-guru itupun sepakat untuk memberikan beasiswa kepada gadis tanpa nama itu.
Gadis itupun kaget dan tak menyangka,kemudian ia mengingat kata-kata ayahnya"putriku,Tuhan sedang merencanakan suatu hal baik"gadis itupun tersenyum dan berkata dalam hati"ayah hal baik yang Tuhan rencanakan itu,hari ini kudapatkan.Terimakasih Tuhan.
Keesokan harinya gadis tanpa nama itu menginjakan kaki disekolah itu tapi dengan berseragam lengkap,serta ia membawa ayahnya kemudian dia dengan bangga memperkenalkan ayahnya kepada teman serta guru disekolah itu dan berkata"aku adalah seorang gadis pengais barang bekas dan ayahku seorang yang buta.Tapi aku bersyukur sebab ayahku bukan hanya seorang ayah tapi juga seorang ibu yang mau membesarkanku dengan cinta yang besar dan aku tidak akan pernah lupa dengan pesan manisnya yang selalu menginspirasiku yaitu"putriku,Tuhan sedang merencanakan hal baik melebihi yang kita harapkan".Guru serta murid disitupun menangis terharu dan bertepuk tangan untuk keberanian serta perjalan hidup gadis tanpa nama itu.
Komentar
Posting Komentar