Surat manis untuk Tuhan
Namaku Embun aku seorang bisu,tangan kiriku tak ada tapi tak mengapa sebab aku masih punya mata untuk melihat juga kaki untuk berjalan.Terkadang aku ingin mempersalahkan Tuhan mengapa fisikku tak sempurna?lalu aku kembali berpikir ,lantas mengapa Tuhan masih mengijinkanku untuk hidup ?.
Aku dibesarkan di sebuah Biara,suatu hari aku sedang melihat bruder begitu sibuk akupun bertanya lewat bahasa isyarat
"Bruder,sedang apa"?
" Embun,bruder sedang menyiapkan kado valentine yang artinya hari kasih sayang dimana banyak orang yang bertukaran kado serta menyampaikan banyak harapan untuk orang yang mereka sayang"sahut Bruder".
Aku berkata kepada Bruder
"Bruder,jika ada harapan yang ingin aku tulis aku ingin menulis,meminta kepada Tuhan agar ayah dan ibu selalu dalam perlindungan-Nya.Aku sadar aku tidak seperti anak-anak lain yang dibesarkan dengan kemewahan,diberi ASI oleh seorang ibu dan digendong oleh seorang ayah.Bahkan rupa mereka sajah aku tak tahu seperti apa.Aku tak marah pada mereka,sebab mereka adalah orang yang telah mengenalkanku pada dunia.Tuhan katakan pada ayah dan ibu cintaku tak lekang oleh waktu".
Lalu Bruder memelukku erat dan berkata:
" Bruder dan Suster adalah orangtuamu kami menyayangimu".
Hari itupun berlalu,aku masih berumur 22 tahun kuliah di salah satu universitas yang ada di daerahku.Beasiswa adalah alasan mengapa aku dapat kuliah.Aku memiliki seorang teman berparas cantik namanya Senja,ia adalah anak seorang pengusaha dan anggota fisiknya lengkap.Aku bersyukur ia mau berteman denganku dengan segala kekurangan yang kumiliki.
Keesokan harinya tepat di tanggal 14 Februari kami merayakan valentine bersama aku mengajaknya kesebuah bukit yang indah bercerita tentang cinta dan harapan beruntungnya Senja mengerti bahasa isyarat sehingga komunikasi kamipun lancar.Suka dan duka kami lewati bersama.Diatas bukit itu kami menuliskan harapan pada secarik kertas,kemudian kertas itu di gulung dan diikat pita bewarna biru langit lalu dimasukkan kedalam balon dan menerbangkan balon itu.
Hari demi haripun berlalu dalam jangka 4 tahun aku dapat menyelesaikan studiku,dan akan segera wisuda ketika hari istimewa itu tiba aku dan temanku Senja duduk bersama menunggu nama ku dipanggil.Karena nama Senja telah di panggil sekarang giliranku
"Embun Kharisma". (Terdengar suara memanggil namaku)
Aku pun maju dengan percaya diri dengan senyum simpul yang ku pancarkan,salah seorang dosen pun memakaikanku topi bewarna hitam bertali satu didepan juga memberikan ku selembar kertas bertuliskan nama dan gelar.Saat itu aku sangat bersyukur aku tak malu dengan segala keterbatasan fisikku.Ini adalah alasan mengapa Tuhan masih membiarkan ku hidup karena aku masih dapat mewujudkan mimpiku meski dalam segala keterbatasan.
" Embun Kharisma".(Terdengar suara dari balik tembok)
Ternyata itu Roy ,dia adalah salah satu siswa yang cukup populer wajahnya tampan anak pengusaha tak heran jika banyak gadis mengaguminya.
Dalam hati aku berkata
"Untuk apa dia memanggilku"?
" Can you married me"?
Ya,kalimat itulah yang terlontar dari bibir Roy
Aku seketika terhenti,tak percaya mengapa dia mau dengan gadis cacat sepertiku?.
"Maaf Roy,aku tak bisa aku ini bisu ,tangan kiriku tak ada?jawabku dengan bahasa isyarat
Lalu Roy membalas dengan menyanyikan sepenggal lirik lagu
" Aku mau mendampingi dirimu,aku mau cintai kekuranganmu selalu bersedia bahagiakanmu apapun terjadi kujanjikan aku ada"ya,begitulah liriku terdengar begitu romantis.
Tanpa ragu aku menjawab
"Yes,i do Roy" dengan senyum bahagia ku jawab
Note:Jangan menjadikan kekuranganmu sebagai alasan untuk menyerah!😇
" Aku mau mendampingi dirimu,aku mau cintai kekuranganmu selalu bersedia bahagiakanmu apapun terjadi kujanjikan aku ada"ya,begitulah liriku terdengar begitu romantis.
Tanpa ragu aku menjawab
"Yes,i do Roy" dengan senyum bahagia ku jawab
Note:Jangan menjadikan kekuranganmu sebagai alasan untuk menyerah!😇
Menyntuh
BalasHapus