Gadis Tanpa Nama||Juwita

Gadis tanpa nama itu berjalan menyusuri sudut-sudut kota,menapaki stapak penuh krikil dan bebatuan dengan kaki telanjang serta sebuah karung berisi barang rongsokan dipundaknya yang polos.Tidak peduli pada si raja siang yang membakar kulit,ia terus berjalan.Tumpukan-tumpukan sampah baginya adalah berlian sebab dari itulah ia mampu menafkahi dirinya serta ayahnya.Ia tersenyum polos sepanjang perjalanan tanpa mengenal malu. Seketika langkahnya terhenti,ketika ia melihat anak-anak seusianya berseragam lengkap,yang saat itu hendak berangkat ke sekolah.Gadis tanpa nama itu terus melihat dari kejauhan,hingga tak lagi nampak anak-anak berseragam lengkap itu.Sepanjang perjalan pulang,gadis tanpa nama itu terus menundukan kepala sambil terus membayangkan anak-anak berseragam lengkap tadi. Sesampai dirumah yang terbuat dari anyaman bambu seadanya,gadis tanpa nama itu segera meletakkan barang rongsokannya,kemudian bergegas masuk kedalam rumah.Lalu mendekati ayahnya yang seda...